Bayangkan pernikahan seperti sebuah perjalanan road trip yang seru. Anda dan pasangan berada di dalam mobil, memiliki tujuan yang sama, dan semangat yang membara. Namun, jalanan tidak selalu mulus, bukan?
Terkadang ada belokan tajam, kemacetan yang menguji kesabaran, atau bahkan saat Anda merasa kehilangan arah. Sekarang, bayangkan jika ada seorang navigator yang berpengalaman, yang telah sering melalui rute tersebut, duduk di samping Anda. Dia yang membaca peta (Firman Tuhan), memberikan arahan, dan mengingatkan untuk tetap tenang. Pasti terasa lebih tenang, bukan?
BACA JUGA:
"Kita Tidak Harus Menerima Pasangan Apa Adanya," Kata Cassandra Lee. Ini Alasannya!
Tayang di Netflix, Ini 4 Pelajaran dari Film "A Normal Woman" tentang Pernikahan Kristen
Nah, Pembimbing Rohani ibarat navigator andalan dalam petualangan pernikahan Anda. Dia bukan sosok yang ingin ikut campur atau mengontrol, melainkan partner yang membantu perjalanan Anda tetap pada jalurnya, yaitu jalur yang Tuhan kehendaki.
Lalu, seberapa pentingkah peran mereka?
1. Menjadi “Penengah” yang Netral dan Bijak
Saat terjadi salah paham atau perdebatan yang memanas, emosi seringkali berbicara lebih keras. Pada momen seperti ini, pembimbing rohani hadir sebagai pihak ketiga yang netral. Dia tidak memihak suami atau istri, tetapi memihak pada kebenaran Firman Tuhan. Dengan kebijaksanaannya, dia membantu Anda berdua untuk saling mendengar dan memahami, bukan sekadar berusaha menang sendiri.
2. Pendoa Syafaat dan Pemimpin Doa
Pernikahan yang diliputi doa adalah pernikahan yang dilindungi. Pembimbing rohani tidak hanya mendoakan Anda dari belakang layar, tetapi juga mengajak dan mencontohkan bagaimana membangun budaya doa dalam rumah tangga. Dia membantu Anda untuk membawa setiap sukacita dan pergumulan kepada Tuhan.
3. Pemberi Perspektif Baru yang Alkitabiah
Terkadang, kita terlalu dekat dengan masalah hingga sulit melihat jalan keluar. Pembimbing rohani membantu Anda melihat masalah dari kacamata yang berbeda, yakni dai kacamata iman. Dia mengingatkan Anda akan janji-janji Tuhan dan prinsip-prinsip Alkitab yang dapat diterapkan dalam situasi sehari-hari. Misalnya, bagaimana mengampuni seperti Kristus mengampuni, atau melayani dengan rendah hati.
Sumber : Jawaban.com